Opini

Surat Terbuka untuk Anggun C Sasmi

Oleh Ephie Craze (Mantan Istri Seorang Pecandu Narkoba) pada hari Kamis, 30 Apr 2015 - 09:32:09 WIB | 0 Komentar

Bagikan Berita ini :

38anggun-c-sasmi_ist.jpg

Anggun C Sasmi (Sumber foto : Istimewa)

Saya hanyalah ibu rumah tangga biasa mbak. Yg hy menyimak berita di layar kaca dan layar hp saya. Sampai pd hari ini anak saya mengomentari keikutsertaan mbak mendemo pemerintah Indonesia yg memutuskan hukuman mati warga negara Perancis yg menjadi pengedar narkoba di Indonesia. Anak saya berkata, "orang salah kok dibela?", ini yg membuat saya pilu. Oleh sebab itu, saya menulis surat terbuka ini utk mbak renungkan.

Apakah mbak tau apa saja akibat buruk narkoba? Saya rasa sbg wanita cerdas yg sdh melanglang buana pasti mbak tau pasti akan hal itu. Tp apakah mbak tau akibatnya bagi org2 terdekat yg mencintai org2 yg terlibat dengan narkoba? Saya rasa mbak tak memahami hal itu.

Saya adalah mantan istri dr seorang pecandu narkoba. Saya seorang ibu dr 2 org anak. Apakah mbak tau rasanya saat menangis memohon pd suami mbak utk berhenti mengonsumsi narkoba? Saya ketakutan mbak! Anak saya msh kecil waktu itu, 5,5 thn dan bayi 4 bulan. Apakah mbak tau rasanya saat saya dicemooh orang saat suami yg seorg aparat negara dijebloskan ke sel tahanan krn kasus narkoba dan kehilangan pekerjaan selama 15 thn dijalaninya? Saya rasa mbak tidak tau.

Apakah mbak tau rasanya setiap hari bezuk ke penjara atau menghadiri persidangan yg menguras emosi dgn menggandeng balita dan menggendong bayi di tengah tatapan iba dan bahkan mengejek dr org2 sekitar? Saya rasa mbak tidak tau itu.

Apa mbak pernah menghitung berapa biaya yg saya habiskan setiap hari utk membeli 4 pak rokok utk para petugas dan napi jaga saat saya membezuk suami? Apa mbak bisa menghitung brp biaya mengirim makanan dan uang transportasi ke penjara setiap hari bagi masayaarakat golongan ekonomi menengah kebawah seperti kami?

Apa mbak tau sedihnya saya saat bayi saya terkena tifus di RS sementara suami saya di penjara? Apa mbak tau brp biaya RS yg saya keluarkan tiap kali suami OD? Apa mbak tau rasanya dijauhi sanak family krn saya mempertahankan suami saya?

Apa mbak tau perasaan anak2 saya saat mereka melihat suami menghajar saya di dpn mereka? Apa mbak tau rasanya saat suami memandang istrinya bagai musuh dan sll mengancam membunuh? Apa mbak tau rasanya kehilangan rumah, kendaraan, properti yg saya tabung dr kerja keras bahkan sejak sblm saya menikah?

Apakah mbak tau rasanya saat suami berpesta pora narkoba sana sini tanpa peduli tak ada makanan utk anak istrinya di rumah? Apakah mbak tau rasanya dicurigai dan dituduh setiap hari oleh suami yg paranoid? Apakah mbak tau rasanya diselingkuhi berkali2 hy krn mengejar kepuasan memakai narkoba?
Apa mbak tau rasanya saat anak menggigil ketakutan dlm pelukan saya? Apa mbak tau rasanya mendengar anak saya bercerita dgn detail bagaimana suami saya menyiapkan peralatan utk memakai narkoba?

Itu mimpi buruk di kehidupan saya mbak! Itu hy contoh2 kecil mbak. Itu bukan skenario sinetron di layar kaca. Bukan juga cm 1 atau 2 hari saja. Tp saya mencoba bersabar dlm 7 thn! Bahkan dgn keadaan spt itu saya msh bersayaukur krn msh bs mempertahankan kewarasan saya dan melindungi anak2 saya. Saya msh bersyukur krn bisa menutup mata, menulikan telinga, dan membungkam mulut demi anak2 saya. Saya bersyukur msh bs mengusap airmata dan mulai bekerja lagi. Butuh bertahun2 bagi saya utk merehabilitasi mental dan moral saya dan anak2 saya.

Janganlah mbak berpikir saya adalah orang yg kolot dan tak tau perkembangan dunia. Saya tau itu. Di Bali sdh terlalu sering saya melihat klien2 saya berpesta apapun, di sebuah pulau di Indonesia dan di Amsterdam saya melihat muda mudi menghisap ganja di tempat2 umum. Saya tau itu.

Tapi hal itu bukan menjadi hal yg membuat saya akan menerima dan memakluminya. Saya muak melihat Freddy si gembong narkoba berbicara dgn santainya dan menjelaskan bahwa dia msh menjalankan bisnis narkoba dr balik tembok penjara, saya muak mendengar bhw para sipir terlibat dlm hal ini, dan terlebih lagi, saya muak membaca surat mbak kpd Presiden Indonesia

Presiden Indonesia utk menentang hukuman mati kepada warga negara Perancis itu, Serge Atlaoui dan bahkan mbak menyebut dia tulus dan jujur. Apa maksud mbak sebenarnya?.

Dan skrg, saya lbh muak lagi melihat mbak berdemo bersama mereka. Bahkan menyebut kami kuno. Tapi bagi saya, modernisasi bukanlah spt yg mbak pikir.
Mbak memang hebat, punya prestasi luar biasa sbg artis internasional. Dulu, saya sgt bangga memandang mbak di layar televisi, seorang wanita dr Indonesia yg bs ke luar negeri, bisa berbahasa Inggris dan Perancis dgn fasih, dan menghasilkan album lagu dgn suara merdu mbak. Saat mbak memutuskan menjadi warga negara Perancis, saya mencoba mengerti. Tp yg saya tidak mengerti, untuk apa mbak menyurati presiden kami dengan sepenggal bahasa jawa dengan permintaan seperti itu?.

Sekali sja pemerintah kami membatalkan hukuman mati itu, tak akan ada lagi negara lain yg menghormati hukum di negara kami. Jangan masuk dgn narkoba ke negara kami kalau masih takut mati.

Sudahlah mbak, mbak sudah warga negara asing sekarang, sudah kehilangan nasionalismenya dgn menentang UU negara kami. Silahkan mbak berkoar2 di negara mbak. Biarkan kami melindungi negara kami. Melindungi anak cucu kami. Mungkin saat mbak mempunyai anak nanti, barulah mbak bs menyadari ketakutan kami. Bagi saya, hukuman mati utk dia akan menyelamatkan hidup banyak orang. Salam dari Indonesia, yg dulunya negara mbak.
Matur sewu sembah nuwun.

 

TeropongRakyat adalah media warga. Setiap opini/berita di TeropongRakyat menjadi tanggung jawab Penulis.

Disclaimer : Kanal opini adalah media warga. Setiap opini di kanal ini menjadi tanggung jawab penulis. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai aturan pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini dan Redaksi akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang.

tag: #anggun c sasmi   #surat terbuka   #gembong narkoba  

Bagikan Berita ini :

Kemendagri RI
advertisement