Bagikan Berita ini :
Ilustrasi impor gula (Sumber foto : Istimewa)
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Anggota Komisi VI DPR RI, Abdul Wachid mengungkapkan, belum usai persoalan impor 500 ribu ton beras, Menteri Perdagangan segera mengeluarkan izin impor gula mentah sebanyak 1,8 juta ton dan garam 3,7 juta ton.
"Tak hanya beras, Mendag juga akan import gula sebanyak 1,8 juta ton di semester I ini dan garam 3,7 juta ton. Hal tersebut tidak bisa dibiarkan, ini pasti ada motif-motif tertentu, seperti beras alasannya beras Premium, yang tidak mengganggu beras medium, yang jelas kebijakan impor akan berdampak pada produk lokal dan petani alias memiskinkan petani," tandas Politikus Gerindra itu di Kompleks Parlemen Jakarta, Senin (22/01/2018).
Menurutnya, sangat aneh ketika para petani tebu akan memasuki masa panen raya, justru Mendag berencana impor.
"Yang jelas gula lokal gula kristal putih panen 2017 masih ada stok 500 ribu ton per Desember 2017. Bulog masih punya stok gula kristal putih 413 ribu ton per Desember 2017. Belum lagi gula ilegal dan rembesan gula rafinasi di pasar bisa jadi 500 ribu ton," ungkap Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Republik Indonesia (APTRI) itu.
Bahkan, sambung dia, bisa jadi stok gula masih ada 1,4 juta ton.
Dikatakannya, kalau musim giling tebu bulan April dan Mei 2018 berarti mulai Mei sudah ada gula. Kalau kebutuhan rumah tangga gula kristal putih nasional perbulan 200 ribu ton. Mulai Jan 2018 sampai dengan Mei 2018 lima bulan hanya 1 juta ton.
"Artinya tidak perlu impor gula untuk kebutuhan rumah tangga. Lalu rencana Mendag impor raw sugar sebesar 1,8 juta ton untuk apa dan siapa?" tanya dia. (icl)
tag: #harga-pangan #impor-gula #impor-pangan #kementerian-perdaganganBagikan Berita ini :