JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Saat harga minyak dunia dan gas sedang turun Pertamina malah menaikkan harga elpiji 12 kg. Menurut anggota Komisi VII DPR dari Fraksi Nasional Demokrat, Kurtubi tindakan Pertamina sangat arogan memikirkan keuntungan dan membuat rakyat buntung alias terbebani karena harus membeli lebih mahal.
"Pasti Pertamina untung besar atas kenaikan harga elpiji 12 kg ini. Soalnya kan harga minyak dan gas internasional sedang turun sekarang," kata Kurtubi kepada TeropongSenayan, Jakarta, Selasa (6/1/2015).
Kurtubi mengungkapkan rencana Pertamina menaikkan harga elpiji 12 kg ini sudah diketahuinya sejak lama saat harga minyak dan gas dunia sedang membubung tinggi. Namun keputusan menaikkan harga dilakukan justru saat harga minyak dan gas dunia sedang turun. "Kebijakan Pertamina ini kurang tepat waktunya, dimana saat ini harga migas internasional sedang turun dan ini tidak fair kepada rakyat," ujarnya.
Untuk itu pria ahli perminyakan lulusan perguruan tinggi di Colorado, Amerika Serikat ini meminta Pertamina bisa transparan kepada masyarakat terkait harga keekonomian yang sebenarnya elpiji 12 kg ini. Sedang kenaikan ditunda terlebih dahulu atau dibatalkan.
"Seyogyanya ditunda dulu kenaikan harga elpiji 12 kg ini. Dan bila Pertamina merasa tidak untung coba konfirmasi harga pokok import dan dalam negeri secara transparan penghitungan biaya pokoknya kepada masyarakat atau di audit dahulu ke BPK," tuturnya.
Selain itu juga Kurtubi menambahkan seharusnya dalam urusan kenaikan harga elpiji 12 kg lebih baik diserahkan ke pemerintah dibanding harus ke Pertamina. Pasalnya produk gas untuk rumah tangga ini juga menyangkut hajat hidup orang banyak walaupun nonsubsidi.
"Jadi kebijakan ini mestinya pemerintah bisa koordinir. Karena bila pemakai elpiji 12 kg ini hijrah besar-besaran ke elpiji 3 kg, maka pemerintah akan berat lagi mensubsidi elpiji 3 kg ini karena volume kuotanya harus ditambah juga," pungkasnya.(ris)
tag:
#elpiji
#pertamina
#kurtubi
