Bisnis

Subsidi Premium Dihapus

Pertamina Akui Persaingan Bisnis BBM Makin Ketat

Oleh Mandra Pradipta pada hari Kamis, 01 Jan 2015 - 17:22:12 WIB | 0 Komentar

Bagikan Berita ini :

66Konpers Pertamina.jpg

Jajaran Direksi PT Pertamina Saat Konferensi Pers, Rabu (31/1/2014) (Sumber foto : Mandra Pradipta/TeropongSenayan)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Keputusan pemerintah menghapuskan subsidi Premium membuat Pertamina pasang kuda-kuda. Menurut Dwi Soetjipto, Direktur PT Pertamina hal itu membuat persaingan bisnis eceran (retail) BBM makin ketat persaingannya.

"Perbedaan subsidi dan non subsidi (BBM-red) yang dekat, tentu membuat Pertamina harus siap bersaing," ujar Dwi Soetjipto saat konferensi pers di kantor pusat Pertamina, Jakarta, Rabu (31/12/2014). Dwi didampingi seluruh direktur Pertamina.

Menghadapi persaingan yang semakin ketat, Pertamina memiliki strategi dan perencanaan yang matang. Jika tidak, maka pasar BBM domestik yang selama ini menjadi tulang punggung Pertamina bisa direbut pemain asing atau pesaing.

Untuk itulah, menurut Dwi, pihaknya akan membenahi besar-besarnya bisnis hilir migas. Bidang proccurement ekspor impor, area pengolahan, distribusi dan transportasi serta pembangunan storage yang bakal dikebut tahun 2015.

"Kami masih terus mendorong pembangunan kilang, guna meningkatkan kapasitas minyak Pertamina," ujarnya. Pertamina telah menggandeng tiga perusahaan asing untuk membangun kilang guna meningkatkan kapasitas saat ini sebesar 1,1 ribu barel/hari.

Sedang di sisi bisnis hulu migas, Pertamina berharap dukungan pemerintah. Pasalnya, perijinan eksplorasi wilayah kerja migas ada di tangan pemerintah. Selain itu juga berharap diberi kesempatan mengelola sumur migas yang sudah habis kontrak.

"Dari produksi nasional minyak mentah yang dikelola sendiri oleh Pertamina ada 20 persen. Kita berharap pada pemerintah supaya dapat kesempatan mengoperasikan kembali sumur-sumur migas yang kontrak kerja habis dan bisa kembangkan sumur baru," kata Dwi.(ris)

tag: #BBM   #Pertamina   #Dwi Soetjipto  

Bagikan Berita ini :

Kemendagri RI
advertisement