Zoom

Setahun Kinerja DPR

Setahun Habis untuk Konflik Kekuasaan dan Sibuk Bahas Kepentingan Sendiri

Oleh Syamsul Bachtiar pada hari Rabu, 30 Sep 2015 - 18:19:58 WIB | 0 Komentar

Bagikan Berita ini :

3dpr-konflik.jpg

Anggota DPR kisruh saat merebut kekuasaan di DPR (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Ketua Koordinator Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Sebastian Salang mengkritisi kinerja anggota DPR RI periode 2014-2019 yang dianggap kurang memenuhi ekspektasi publik.

"Formappi sudah membuat evaluasi tuh, kinerja DPR periode sekarang lebih jelek dari sebelumnya. Dua masa sidang dihabiskan untuk konflik merebut kekuasaan dan dua masa sidang lagi sibuk membahas kepentingan diri mereka sendiri," ujarnya kepada TeropongSenayan di Jakarta, Rabu (30/9/2015).

Tak hanya itu, Sebastian juga menyoroti lemahnya kinerja DPR RI periode saat ini terutama terkait produktivitas pembuatan legislasi dan fungsi kontrol yang melekat pada anggota DPR itu sendiri yang belum terlihat maksimal.

"UU yang disahkan bukanlah murni usulan DPR sekarang. Pengawasan tidak terlihat. Jadi satu tahun DPR ini belum berbuat apa-apa untuk rakyat dan negeri ini," sindir dia.

Sebaiknya, tandas dia, satu tahun ini jadi momentum untuk introspeksi diri agar agar mereka bisa berbenah di tahun-tahun yang akan datang.

Saat ditanya berapa nilai rapor yang pantas diberikan pada anggota DPR jika diukur dengan angka 1 sampai dengan 10, Sebastian enggan memberikan jawaban yang tegas.

"Masih merahlah," kata dia.

Menurutnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan performa kinerja anggota DPR RI saat ini jelek.

"Masih ada efek konflik perkubuan Pilpres, sehingga untuk mengkonsolidasi potensi dua kubu itu butuh waktu yang cukup panjang," terang dia.

Selain itu, lanjut dia, faktor kepemimpinan DPR sendiri yang masih belum menunjukan kewibawaannya.

"Pimpinan DPR belum maksimal memainkan perannya dalam mendorong optimalisasi peran dan fungsi masing-masing alat kelengkapan. Bahkan pimpinan dengan anggota berselisih pendapat, terakhir pimpinan diadukan ke MKD oleh anggota. Hal ini baru terjadi dalam sejarah DPR," tandas dia.

Selain faktor internal DPR yang kurang memiliki jiwa kedisiplinan, menurutnya, ada faktor lain yang juga berpengaruh.

"Partai politik tidak mendorong terciptanya kedisiplinan pada setiap kadernya di DPR. Alhasil anggota seenaknya di DPR. Muara dari semua ini ya pasti pada rendahnya kinerja lembaga terhormat itu," tutup dia.  (iy)

tag: #kinerja dpr   #setahun kinerja dpr   #dpr ri  

Bagikan Berita ini :

Kemendagri RI
advertisement