Opini

Roh Pemikiran dan Perjuangan Bung Karno

Oleh Haris Rusly (Aktivis Petisi 28) pada hari Kamis, 18 Jun 2015 - 15:20:22 WIB | 0 Komentar

Bagikan Berita ini :

58medium_93Haris Rusly-indra.jpg

Haris Rusly, Aktivis Petisi 28 (Sumber foto : Indra Kusuma/TeropongSenayan)

TEROPONGSENAYAN-Seluruh pandangan Bung Karno yang disampaikan melalui lisan maupun tulisan adalah produk dari praktik, petarungan dan keberanian mengambil resiko untuk keselamatan rakyat kemerdekaan bangsa.

Pandangan Bung Karno soal Trisakti misalnya, yaitu berdaulat di bidang politik, mandiri di bidang ekonomi dan berkepribadian dalam budaya, bukan semata hasil dari sebuah  penelitian dan perenungan melalui studi pustaka di ruang kosong tanpa resiko.

Pandangan tentang berdaulat di bidang politik lahir akibat penindasan politik yang dirasakan langsung oleh Bung Karno di saat memperjuangkan hak-hak politik nya sebagai manusia Indonesia yang dijajah oleh kolonialisme.

Bung Karno harus mengorbankan hampir 80 persen umurnya sepanjang kehidupannya untuk menantang resiko dipenjara, dibuang, dibui, diburu dan didzalimi oleh kolonial. Dari umur belia belasan tahun hingga wafatnya, Bung Karno tak pernah absen dari pertarungan, pengorbanan dan penderitaan untuk membebaskan rakyat dan bangsa Indonesia dari penjajahan politik kolonialisme. 

Pandangan Bung Karno tentang mandiri di bidang ekonomi adalah buah pikiran yang lahir di saat Bung Karno turut merasakan langsung penderitaan kemiskinan akibat seluruh harta rakyat dijarah dan diakumulasi untuk kebahagian segelintir para penjajah nekolim. Bahkan sebagai akibat dari politik yang tidak berdaulat, rakyat kita diperbudak dan menyerahkan tanah dan hasil hasil perkebunannya untuk kesejahteraan negara kolonial.

Gagasan soal berkepribadian dalam kebudayaan adalah produk dari pengalaman panjang Bung Karno yang menderita berhadapan dengan para ningrat pribumi yang bermental inlander. Pada pengalaman sebuah rapat para ningrat-ningrat Jawa, peserta rapatnya tak mau menggunakan bahasa Jawa dalam berbicara. 

Mereka bangga menggunakan bahasa Belanda dalam berbicara agar terlihat intelek. Bung Karno yang hadir sebagai salah satu peserta saat itu dan baru berumur 20 an tahun menyampaikan protes agar sebagai orang Jawa, harus lebih bangga menggunakan bahasa Jawa dalam berbicara. Bung Karno kemudian diusir oleh pimpinan dan peserta rapat karena memaksakan menjadikan bahasa Jawa sebagai bahasa yang digunakan di dalam rapat.

Jadi hampir seluruh pikiran Bung Karno tak jatuh begitu saja dari langit tanpa sebab sejarah. Seluruh pemikiran Bung Karno, dari mencapai Indonesia Merdeka, Indonesia Menggugat, Pancasila hingga Pidato Nawaksara adalah produk dari sebuah pertarungan, pengorbanan dan keberanian mengambil resiko untuk keselamatan umat manusia dan bangsa Indonesia.

Hanya orang-orang yang bertarung, berkorban dan merasakan langsung penderitaan akibat perjuangan menegakan nilai nilai kemanusian dan tegaknya hak hak sebuah bangsa, yang dapat memahami jiwa dan roh dari pikiran-pikiran Bung Karno.

Bahkan anak-anak hingga cucu-cucu Bung Karno belum tentu dapat merasakan roh dari pandangan Bung Karno, jika mereka hanya membaca dan menghafal tulisan Bung Karno, tanpa sebuah praktik pengorbanan dan pertarungan untuk membebaskan rakyat dan bangsa Indonesia dari kolonialisme.

Apalagi mereka yang berbicara mengutip pikiran Bung Karno tapi di saat yang sama dengan gampangnya menjual asset negara kepada asing, tentu mereka hanya menjadikan nama besar Bung Karno sebagai komoditi dagangan untuk mendapatkan kursi kekuasaan semata di saat Pemilu. Mereka walaupun anak dan atau cucu Bung Karno sekalipun tak akan pernah mampu mewarisi roh atau api dari perjuangan Bung Karno.(*/ris)

Disclaimer : Kanal opini adalah media warga. Setiap opini di kanal ini menjadi tanggung jawab penulis. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai aturan pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini dan Redaksi akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang.

tag: #bung karno   #ts   #pejuang  

Bagikan Berita ini :

Kemendagri RI
advertisement