Bagikan Berita ini :
Ilustrasi longsor Sumedang (Sumber foto : Ist)
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi menyatakan longsor susulan di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, berpotensi kembali terjadi.
Koordinator Mitigasi Gerakan Tanah PVMBG Kementerian ESDM Agus Budianto mengatakan potensi longsor itu masih ada disebabkan material longsoran yang masih ada di lokasi kejadian. Sementara, lokasi tersebut secara alami memang akhirnya menjadi jalur air. "Artinya semua aktivitas perlu dievakuasi, memperhatikan hujan, dan ini jalur air, ini bisa kebawa ke bawah (tanah longsoran)," kata Agus di lokasi longsor, Ahad.
Sehingga ia pun mengingatkan kepada masyarakat sekitar lokasi longsor agar meningkatkan kewaspadaan. Terlebih lagi di saat hujan, air yang mengalir di longsoran tersebut bakal tertahan sehingga berpotensi menimbulkan kembali gerakan tanah.
Selain itu, menurutnya peristiwa serupa juga berpotensi terjadi di wilayah lainnya seperti pemukiman yang terletak pada lahan miring. Karena menurutnya hujan diprediksi akan terus turun hingga bulan Mei mendatang.
"Nanti ini bisa terjadi di wilayah dengan pola yang sama, apalagi dengan kontur seperti itu," kata Agus.
Hingga Ahad petang, Tim SAR mencatat ada sebanyak 25 orang yang selamat dari kejadian itu. Sebanyak 21 orang berhasil menyelamatkan diri, kemudian tiga orang berhasil dievakuasi Tim SAR dalam keadaan selamat.
Sedangkan 13 orang lainnya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Dua di antara korban meninggal itu adalah aparat dari TNI serta petugas BPBD Sumedang.
Cuaca Ekstrem
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan peringatan dini mengenai cuaca ekstrem yang berpotensi mendatangkan bencana alam di sejumlah daerah dalam tujuh hari ke depan.
"Untuk tujuh hari ke depan diprediksikan potensi cuaca ekstrem yang perlu diwaspadai karena berpotensi menimbulkan dampak bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan banjir bandang," kata Deputi bidang Meteorologi BMKG Guswanto di Jakarta, Minggu.
Cuaca ekstrem dalam tujuh hari ke depan diprakirakan meliputi wilayah Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
Kondisi cuaca yang ekstrem bisa menimbulkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor serta membahayakan aktivitas pelayaran dan penerbangan.
Daerah yang menurut BMKG harus mewaspadai kemungkinan banjir adalah Aceh Barat Daya, Tapanuli di Sumatera Utara, Indragiri di Riau, Pesisir Selatan dan Solok di Sumatera Barat, Bungo dan Kerinci di Jambi, Bangka-Belitung, Lampung Barat, Banten bagian selatan, Jawa Barat bagian barat dan timur, Jawa Tengah bagian timur wilayah pesisir utara serta tengah dan barat, Jawa Timur bagian barat, dan wilayah Tapal Kuda.
Kalimantan Barat bagian utara, Kalimantan Selatan bagian selatan, Sulawesi Tengah bagian tengah, Sulawesi Barat bagian tengah, Sulawesi Selatan bagian utara dan selatan, Sulawesi Tenggara bagian utara, Papua Barat wilayah sekitar Teluk Bintuni, serta Papua bagian barat dan tengah juga menghadapi potensi banjir.
"Informasi potensi banjir kategori menengah hingga tinggi untuk 10 hari ke depan ini sebagai upaya mitigasi agar menjadi perhatian dan kewaspadaan bagi masyarakat," kata Guswanto.
Ia juga meminta masyarakat dan pengelola pelayaran terus memonitor informasi dari BMKG dan mewaspadai potensi munculnya gelombang tinggi dari 10 sampai 13 Januari 2021.
Gelombang setinggi 2,5 sampai empat meter berpeluang terjadi di perairan utara Pulau Sabang, perairan barat Kepulauan Simeulue hingga Kepulauan Mentawai, perairan Pulau Enggano, perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan, Perairan selatan Jawa, Samudra Hindia barat Sumatera hingga selatan Nusa Tenggara Barat, perairan timur Kepulauan Bintan-Kepulauan Lingga, perairan Kepulauan Talaud, perairan utara Halmahera, Laut Halmahera, serta Samudra Pasifik utara Halmahera hingga Papua.
Perairan Kepulauan Anambas-Kepulauan Natuna, Laut Natuna, dan perairan utara Singkawang berpeluang kedatangan gelombang dengan tinggi empat sampai enam meter dan gelombang dengan tinggi lebih dari enam meter berpeluang menghampiri Laut Natuna Utara.
tag: #longsorBagikan Berita ini :