Berita

Hafisz Tohir: Presiden Salah Ngomong Bisa Berantakan Negara

Oleh Sahlan Ake pada hari Rabu, 03 Jun 2015 - 21:55:27 WIB | 0 Komentar

Bagikan Berita ini :

48HafiszTohir(indra).JPG

Achmad Hafisz Tohir (Sumber foto : Indra Kusuma/TeropongSenayan)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Hafisz Tohir menyayangkan pernyataan keliru Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut Blitar sebagai tempat kelahiran Proklamator RI Sukarno.

"Mungkin dia ke selip. Yang jelas dalam bertata negara presiden tidak boleh salah," kata Hafisz kepada TeropongSenayan, Rabu (3/6/2015).

Meski begitu, Hafisz mengingatkan agar kejadian serupa tidak terulang lagi, karena suatu peryataan Presiden yang salah akan membuat fatal untuk suatu negara. (Baca: Salah Sebut Tempat Lahir Sukarno, Jokowi "Disentil" Anggota DPR)

"Coba bayangkan kalau dia salah omong yang menyatakan perang kepada suatu negara. Bisa berantakan kita," tegas dia.

Ketua Komisi VI DPR ini menyatakan bahwa fungsi staf ahli sangat penting untuk membantu kinerja Presiden. (Baca: Tak Tahu Sejarah Sukarno, Jokowi Tak Layak Jadi Presiden)

"Ini kegagalan tim di lingkungan Presiden, kasihan Jokowi. Dan dalam ilmu tata negara, Presiden itu tidak boleh atau pernah salah," tandasnya.

Sebelumnya, dalam memperingati Hari Lahir Pancasila, Jokowi sempat menyatakan dirinya merasa terkesan terhadap Presiden pertama RI Sukarno. Bahkan setiap berada di tempat kelahiran Sukarno di Blitar, Jawa Timur, hati mantan gubernur DKI itu selalu bergetar.

"Setiap kali saya berada di Blitar, kota kelahiran Proklamator kita, Bapak Bangsa kita, Bung Karno, hati saya selalu bergetar," ujar Jokowi dalam sambutan di peringatan Hari Pancasila, di Alun-alun Kota Blitar, Jawa Timur, Senin (1/6/2015).

Acara tersebut dihadiri Ketua Umum PDIP Megawati, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Ketua MPR Zulkifli Hasan, mantan Wapres Boediono dan pejabat lokal.(yn)

tag: #jokowi   #sukarno   #blitar  

Bagikan Berita ini :

Kemendagri RI
advertisement