Berita

Ketua DPR Minta AIPA 'Pelototi' Krisis Rohingya

Oleh Syamsul Bachtiar pada hari Kamis, 06 Sep 2018 - 08:32:43 WIB | 0 Komentar

Bagikan Berita ini :

50bamsoet-ts.jpg.jpg

Bambang Soesatyo (Sumber foto : Dok/TeropongSenayan)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Ketua DPR RI Bambang Soesatyo meminta ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) terlibat aktif mengatasi krisis kemanusiaan yang terjadi di Myamar. Jika tidak, kata dia, dikhawatirkan masalah Rohingya bisa mengganggu stabilitas kawasan ASEAN.

"Saya mengajak negara-negara ASEAN membantu mencari solusi terbaik bagi krisis kemanusiaan di Myanmar. Kalau tidak, dikhawatirkan akan menggangu masa depan ASEAN sebagai kawasan ekonomi yang stabil, damai dan terbuka," demikian keterangan Bamsoet, Rabu (5/9/2018).

Hal itu disampaikan saat bertemu Presiden Singapura Halimah Yacob dan para Ketua Parlemen yang tergabung dalam ASEAN Inter Parliamentary Assembly (AIPA) di Istana Kepresidenan Singapura.

Hadir dalam pertemuan tersebut Ketua Parlemen Singapura, Myamar, Vietnam, Laos, Kamboja, Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam serta Filipina.

Menurut politisi Golkar itu, dalam pertemuan tersebut Halimah Yacob meminta anggota AIPA selalu kompak dan kritis terhadap berbagai persoalan yang terjadi di kawasan ASEAN, dan kerjasama di kawasan bisa ditingkatkan lagi. 

"Negara-negara AIPA diharapkan bisa meningkatkan peran dan kerjasama di forum-forum global. Pertemuan antar delegasi parlemen AIPA harus sering dilakukan untuk menciptakan kerjasama yang solid," ujarnya.

AIPA juga sepakat jika masalah terorisme menjadi musuh bersama. Sebab, serangan teroris bisa terjadi kapan saja dan di negara mana saja. "DPR RI berharap kerjasama anggota AIPA dalam penanganan terorisme harus lebih ditingkatkan. Karena terorisme saat ini menjadi ancaman nyata bagi semua negara di dunia," jelas Bamsoet.

Apalagi kata Bamsoet, saat ini telah terjadi perubahan pola operasi terorisme. Para teroris sudah tak segan mengajak dan melibatkan keluarga sendiri dalam melakukan aksinya.

"Modus operandi teroris yang melibatkan wanita dan anak-anak sangat mengkhawatirkan dan membahayakan. Sehingga kerja sama dalam bidang pertukaran informasi terkait ancaman terorisme antar negara ASEAN, merupakan hal penting untuk meminimalisir terorisme," ungkapnya.

Singapura sendiri telah mendapat serangan cyber terbesar dalam sejarah Singapura. Dimana sekitar 1,5 juta informasi pribadi warga Singapura, termasuk informasi pribadi Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, berhasil dibobol.

"Presiden Singapura mengingatkan semua Ketua Parlemen ASEAN untuk serius mewaspadai serangan cyber crime di negara masing-masing. Padahal Singapura dengan keamanan cyber canggih pun bisa dibobol peretas. Saya sepakat untuk menjadikan keamanan cyber sebagai salah satu prioritas utama bagi ASEAN," pungkasnya.(yn)

tag: #bamsoet   #dpr   #rohingya   #etnis-rohingya  

Bagikan Berita ini :

Kemendagri RI
advertisement