Profil

Fahira, Ditugasi Menutup Rumah Bordil Oleh Ibunda

Oleh Ahmad Hatim Benarfa pada hari Sabtu, 11 Apr 2015 - 16:03:01 WIB | 0 Komentar

Bagikan Berita ini :

76fahira idris_06.jpg

Fahira Idris, Anggota DPD Asal DKI Jakarta (Sumber foto : Indra Kusuma/TeropongSenayan)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Bagi Anggota DPD asal DKI Jakarta, Fahira Idris, ada dua pria yang menginspirasi dan berpengaruh bagi kehidupannya yakni sang ayah, Fahmi Idris dan kakeknya, KH. Hasan Basri.

"Saya belajar politik dan belajar menjadi pengusaha ilmunya dari ayah. Sedangkan hal-hal agamis dan religius itu dari kakek saya. Beliau merupakan mantan ketua MUI," ucap Fahira Idris saat di hubungi di Jakarta, Sabtu, (11/4/2015).

Dari kedua orang itulah Fahira mengaku sepak terjangnya selama ini dia lakukan. Berpolitik dan berwiraswasta dia mendapatkan modal itu dari sang ayah. Maklum Fahmi adalah aktvis dikala muda dan menteri beberapa kabinet.

Sedang sang kakek adalah ulama kharismatik yang tergolong paling lama menjadi Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI). Bahkan cap MUI senantiasa melekat pada kakek Fahira dari garis ibunya ini.

Namun itu bukan berarti Fahira jauh dari sang ibu alm. Hj. Kartini Fahmi Idris. Bahkan dia mengaku perjalannya menuju kursi senator di komplek parlemen Senayan, Jakarta tidak lepas dari peran dan tangan sang ibunda.

"Sebelum berangkat biasanya saya minta doa restu sama Ibu. Dan itu setiap hari saya lakukan karena doa ibu begitu berarti mujarab lho. Itu saya lakukan sebelum ibu meninggal," ungkapnya mengenang hubungannya dengan sang ibu.

Fahira menyebut ibunya sebagai pejuang bagi kesehatan sosial di lingkungan sekitarnya. Salah satu peran ibunya yang tak bisa dilupakan Fahira saat mendiang menyuruh melakukan penutupan tempat maksiat di dekat rumahnya.

"Dekat rumah ternyata ada rumah bordir. Saya diperintahkan kesana oleh ibu agar tempat tersebut segera ditutup. Saat saya melakukan perintah ibu saya malah ‎dimarahi oleh pemilik rumah bordir itu," papar Fahira.

Fahira sempat galau. Pasalnya, saat itu sang ibunda sudah dalam kondisi kesehatan yang terendah karena mengidap penyakit kanker stadium empat. Namun, entah mengapa almarhumah memerintahkan terus tugas itu kepadanya.

"Saya beberapa kali dimarahi oleh germo itu. Bahkan dihardik agar tak usah mengusik urusan orang lain," papar sulung pasangan Fahmi Idris dan alm Kartini ini.  Namun setelah memberi penjelasan bahwa dia diminta ibunya yang sedang sakit keras germo bersedia menutup rumah maksiat itu.

"Jadi ketika itu saya bilang mohon ini demi ibu saya. Akhirnya germo yang ada di rumah itu langsung menutup rumah bordir tersebut dan syukur Alhamdulillah sampai sekarang tidak buka lagi," cerita Fahira dengan haru.

Fahira melanjutkan, Februari 20014 akhirnya ibunya meninggal dunia. Dia mengaku terpukul karena orang yang begitu dicintainya telah pergi untuk selama-lamanya. Bahkan sempat berpikir untuk tidak melanjutkan pencalonan sebagai anggota DPD.

Namun teman-temannya terus memberikan semangat untuk terus maju. "Saya teringat pesan ibu. Fahira kamu pasasti lolos dan berhasil jadi anggota DPD. Tolong lanjutkan perjuangan keluarga ya," kata Fahira sembari menirukan ucapan sang Ibu.‎(ris)

 

tag: #fahira   #dpd   #rumah bordil   #fahmi idris  

Bagikan Berita ini :

Kemendagri RI
advertisement