Berita

Pemuka Agama Diserang, Golkar: Upaya Pecah Belah NKRI

Oleh Sahlan pada hari Selasa, 13 Peb 2018 - 10:46:44 WIB | 0 Komentar

Bagikan Berita ini :

11Ali-Mochtar-Ngabalin.jpg

Ali Mochtar Ngabalin (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--DPP Partai Golkar mengutuk tindakan kekerasan terhadap pemuka agama yang belakangan ini marak terjadi di Indonesia. Tindakan tersebut, dinilai tidak berprikemanusiaan, sekaligus menciderai nilai-nilai Pancasila.

"Kami minta kepada seluruh stakeholders untuk melihat ini sebagai sesuatu yang kemungkinan berupaya untuk memecah belah NKRI," ujar Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPP Partai Golkar untuk Wilayah Sulawesi II (Sulteng, Sultra) Ali Mochtar Ngabalin kepada wartawan di gedung DPR, Jakarta, Senin (12/2/2018).

Menurut dia, rasa keprihatinan ini, sebagai bentuk tanggungjawab DPP Partai Golkar kepada publik. Karena, katanya, peristiwa ini merupakan bentuk kekerasan yang dinilai sebagai tindakan yang menciderai semangat kebersamaan yang sudah terjalin selama ini.

"Saya sangat setuju bahwa ini hanya bisa dilakukan oleh orang sakit dan gila. Ini tidakan yang tidak bisa dibiarkan. Karena itu, melalui DPP Golkar, kami menganggap bahwa tindakan ini adalah keji dan menciderai kerukunan yang sedang kita bangun. Ini juga sekaligus mengganggu kedamaian antar umat beragama," ujarnya menambahkan.

Pernyataan yang sama, disampaikan Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu untuk wilayah Indonesia Timur, Melkias Marcus Mekeng. Dia menganggap, pelaku yang melakukan kekerasan terhadap pemuka agama, diyakini sebagai orang yang tidak beriman.

"Saya yakin, mereka (pelaku kekerasan) adalah orang yang tidak memiliki iman, dan bukan kebetulan. Yang jelas, mereka telah menciptakan rasa tidak aman. Kita tidak boleh kalah dengan preman. Karenanya harus ada upaya konkret dari pemerintah. Karena ini saya yakin peristiwa ini dilakukan oleh pihak-pihak yang terorganisir. Saya minta polisi membongkar dengan cepat," ujar Mekeng.

Sedangkan Ketua Bidang Penggalangan Keagamaan dan Ormas Keagamaan, Andi Budi Sulistianto mengatakan bahwa tindakan ini menciderai iklim demokrasi yang mencoba mengoyak sekaligus mengganggu stabilitas politik.(yn)

tag: #pemuka-agama  

Bagikan Berita ini :

Kemendagri RI
advertisement