Opini

Totalitas Olga Syahputra : Dari Rakyat Untuk Rakyat

Oleh Adhie M Massardi pada hari Sabtu, 28 Mar 2015 - 13:29:13 WIB | 0 Komentar

Bagikan Berita ini :

98Screenshot_2015-03-17-07-53-28_1426553653415.jpg

Adhie Massardi, Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (Sumber foto : antaranews)

JAKARTA(TEROPONGSENAYAN)-Talenta Olga Syahputra memang tidak sekuat dan sevariatif Bing Slamet, Benyamin Sueb atau Asmuni Srimulat. Tapi di generasinya, anak muda yang lahir dengan nama Yoga Syahputra (8 Februari 1983) ini, akan menjadi komedian legendaris dan dikenang dengan manis.

Riwayat karier Olga memang khas kisah sukses orang di negara dunia ketiga. Tidak melalui jenjang pendidikan yang pas. Tapi lebih banyak ditopang oleh berbagai kejadian “kebetulan” dan “keberuntungan”.

Lihat saja, masa remaja sulung dari tujuh bersaudara ini dihabiskan di kawasan rakyat jelata di Duren Sawit, Jakarta Timur. Tak ada pekerjaan kecuali menyatroni lokasi syuting sinetron untuk sekedar mendapat ganjaran tandatangan artis-artisnya.

Bahkan ketika kebetulan ditawari main serial komedi Lenong Bocah (2003), keluarganya harus melego kulkas, satu-satunya barang mewah di rumahnya, untuk biaya kursus akting di Sanggar Ananda. Sejak itu, Olga hidup di antara berbagai kebetulan, kepahitan dan keberuntungan, hingga ia menjadi seperti yang anda kenal sekarang.

Banyak komedian dan artis yang bertalenta lebih baik. Tapi kenapa keberadaannya di hati publik, Olga bisa lebih dominan dan melampui mereka?

Satu hal yang tidak banyak dipunyai mereka: Olga memiliki totalitas dan ketulusan dalam memainkan perannya sebagai komedian, penghibur rakyat yang sangat ia pahami sebagai kumpulan orang penuh derita. Sebagian besar korban janji politik para penguasa.

Berbeda dengan jargon politik “dari rakyat untuk rakyat” yg terasa nyinyir karena hanya basa-basi. Olga lahir di tengah rakyat. Anugerah bakat dari Allah SWT ia dedikasikan kepada rakyat, umatNya, dengan ikhlas. Kemudian Allah mengganjarnya dengan limpahan materi duniawi.

Tapi belum lagi cukup waktu menikmati semua karunia itu, Jumat (26/3) petang maut menjemput Olga, di rumah sakit Singapura, karena radang selaput otak (meningitis) yang dideritanya.

Tapi saya percaya, mereka yang berjuang untuk menyenangkan (hati) rakyat, akan diberi tempat di hati rakyat. Dan Tuhan, insya Allah, memberi mereka rahmat.

Selamat jalan, Olga.

(ris/b)

 

Disclaimer : Kanal opini adalah media warga. Setiap opini di kanal ini menjadi tanggung jawab penulis. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai aturan pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini dan Redaksi akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang.

tag: #olga   #adhie   #rakyat  

Bagikan Berita ini :

Kemendagri RI
advertisement