Bisnis

Perusahaan Korea Diminta Tingkatkan Kegiatan CSR

Oleh Bani Saksono pada hari Jumat, 16 Des 2016 - 05:16:57 WIB | 0 Komentar

Bagikan Berita ini :

87KEMENKOP-MELIADI-INDONESIA-KOREA-FORUM-CSR.jpg

Deputi Bidang Kelembagaan Kementerian Koperasi dan UKM Meliadi Sembiring, memberikan sambutan dalam acara ‘’2016 Korea- Indonesia CSR (Corporate Social Responsibility) Forum’’ di Jakarta, Kamis (15/12/2016). (Sumber foto : kemenkop)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Perusahaan-perusahaan Korea yang  beroperasi di Indonesia diminta agar meningkatkan kegiatan-kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility). Dengan demikian diharapkan sektor UMKM dapat terbantu  dan berkembang pesat.

“Tujuannya agar kegiatan ekonomi keraklyatan dapat terus tumbuh secara produktif dan mampu meningkatkan kemandirian masyarakat sehingga keberadaan UKM mampu jadi bagian dari rantai produksi bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia,” ujar  Deputi Bidang Kelembagaan Kemenkop dan UKM Meliadi Sembiring dalam acara  ‘’2016 Indonesia-Korea CSR Forum  and Award’’, di Jakarta Kamis (15/12).

Meliadi mengapresiasi acara tersebut tindak lanjut dari kesepakatan kerjasama  antara KOTRA (Korea Trade Investment Propotion Agendy) dengan Kemenkop dan UKM pada 10 Oktober 2013 lalu. Kerjasama itu bertujuan mengembangkan dan mendukung program OVOP (One Village one Product) di Indonesia.

Pada 2015, telah dilakukan tindak lanjut berupa Pilot Project pengembangan produk unggulan daerah dengan didukung lima perusahaan sponsor Korea (CJ, Samsung, HanaBank, Eagle, dan Lottemart).  Kelima perusahaan ini mendukung tujuh koperasi yang mengembangkan produk unggulan daerah.

Ketujuh  Koperasi itu adalah KSU Jatirogo di Jogjakarta dengan produk unggulan gula semut, Kopwan Stagen NTB (produk unggulan tenun songket), Kopwan Harapan Bersatu NTB  (produk kerajinan Ketak). Selanjutnya  Koperasi Sumber Merhta Buana  di Bali dengan produk unggulan kopi Arabica, Koperasi Subur Makmur di Banten dengan produk unggulan snack emping, KUD Mandiri Cikondang di Jabar dengan produk unggulan  anyaman bambu kreatif, dan terakhir Kopwan Srikandi Jateng dengan produk unggulan  gula semut dan minyak kelapa. “Kegiatan tersebut didukung oleh empat perusahaan distribusi  Mugunghwa,  Legal Home Shopping, Elevenia, dan Qoo10,” ujarnya.

Program OVOP

Meliadi juga memaparkan, konsep OVOP sendiri mengutamakan produk unik yang terdapat di daerah, bahkan menjadi ikon atau lambang daerah tersebut. Keunikannya bisa menyangkut kultur budaya, lingkungan, bahan baku, pengerjaan, dan proses produksinya. Karena keunikan dan proses produksinya yang langka,  tentu akan memberikan nilai tambah bagi produk tersebut.

“Dampak selanjutnya, daerah OVOP akan jadi menarik dan bisa dijadikan tujuan wisata bagi turis asing. Tentu ini menjadi peluang  bisnis baru yang akan memberikan kontribusi bagi daerah tersebut,” kata mantan Deputi Pengawasan Kemenkop dan UKM ini.

Meliadi menambahkan, OVOP di Indonesia  umumnya adalah UKM yang konsisten menjalin kerjasama dengan perusahaan perusahaan BUMN dan terus mendapat pembinaan serta bantuan , berkaitan dengan produknya yang bisa mewakili identitas dari daerah yang bersangkutan.

Namun, kata dia, pengembangan produk unggulan OVOP tetap diarahkan beroientasi global dan bertindak lokal, membangun kreativitas, inovasi , kemandirian, serta meningkatkan ketrampilan  SDM.  “Dengan demikian, dengan sentuhan yang tepat disertai kesungguhan, maka kita akan mampu menghasilkan produk kelas dunia yang asalnya dari desa,” tuturnya.

 Jadi, kata Meliadi, pemanfaatan CSR untuk pengembangan produk unggulan daerah dengan pendekatan OVOP ini saya kira sudah tepat. ‘’Karena akan bermanfaat bagi masyarakat dengan meningkatkan daya saing produk yang mereka hasilkan agar dapat memasuki pasar internasional,” tambahnya. [b]

 

tag: #kementerian-koperasi-dan-ukm   #korea-selatan  

Bagikan Berita ini :

Kemendagri RI
advertisement