JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Presiden Joko Widodo dinilai tengah memainkan politik balas jasa. Hal ini terlihat dengan langkah Jokowi membentuk sejumlah lembaga baru guna ditempati atau dipimpin orang dekat atau pendukungnya. Selain itu juga menempatkannya pada sejumlah jabatan struktural atau non struktural.
"Saya katakan politik balasa jasa karena Jokowi membagi-bagikan jabatan kepada orang-orang dekat yang pernah mendukungnya dalam pilpres. Pengangkatan mereka hanya didasarkan pada kedekatan dengan mengabaikan urgensi dan profesionalisme dan kebutuhan," papar Ucok Sky Khadafi kepada TeropongSenayan, Sabtu (3/1/2015).
Dihubungi di Jakarta Koordinator Forum Indonedia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) ini menambahkan, pengangkatan para pejabat itu pasti membebani anggaran negara. Dan itu, lanjut Ucok, pasti berpotensi sebagai pemborosan. Terlebih lagi, lembaga-lembaga baru itu sebelumnya belum pernah ada atau dibentuk pada pemerintahan terdahulu.
Ucok menambahkan, rekrutmen pejabat yang dilakukan Jokowi saat ini jauh dari janji-janji yang ia ucapkan selama kampanye pilpres yaitu pemerintahan yang ramping dan efektif. Apa yang dilakukan Jokowi juga dianggap bertentangan dengan janjinya saat kampanye yaitu koalisi tanpa syarat.
Sebagaimana diketahui, Jokowi telah mengangkat sejumlah mantan pendukungnya saat pilpres sebagai staf khusus Sekretaris Kabinet. Mereka adalah Teten Masduki, Alexander Litay, dan Jaleswari Pramodharwardani. Ketiga nama tersebut pernah aktif di rumah transisi bentukan Jokowi.
Sebelumnya, Jokowi juga melantik Luhut Panjaitan sebagai Kepala Staf Kepresidenen. Mantan Mensesneg dan Menkumham Yusril Ihza Mahendra mengkhawatirkan keberadaan Luhut akan bertabrakan dengan tugas Menteri Sekretaris Negara yang dijabat Pratikno.(ris)
tag:
#Jokowi
#teten
#Luhut
#Jaleswari
