Berita

Pengaruh Golkar Kuat Wajar Diobok-Obok

Oleh Emka Abdullah pada hari Sabtu, 29 Nov 2014 - 11:25:11 WIB | 0 Komentar

Bagikan Berita ini :

22effendi-gazali1.jpg

Effendi Gazali (Sumber foto : Emka Abdullah)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Konflik yang terjadi di Partai Golkar tidak ubahnya seperti persoalan partai politik di masa Orde Baru. Konflik internal itu lebih cenderung karena intervensi politik pihak tertentu saat partai mempunyai pengaruh kuat

"Bahasa sederhananya, Golkar sedang diobok-obok, yang ngobok-obok sebenarnya juga pernah menjadi korban pada era itu," ujar Effendi Gazali, pengamat politik UI, dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (29/11/2014).

Bagi EG, demikian doktor bidang komunikasi politik itu sering disapa, konflik internal sebenarnya merupakan hal biasa dalam partai. Dan Partai Golkar sebagai partai lama dan matang pasti punya solusi untuk mengatasinya. "Yang harus dicegah adalah adanya pemaksaan calon atau penolakan calon tertentu atas kehendak pihak luar," tegas EG.

Harus diakui pula bahwa Partai Golkar saat ini merupakan jantung Koalisi Merah Putih (KMP) karena kursinya di DPR mayoritas dan pendiriannya cukup kuat di koalisi. "Karena itu wajar kalau Golkar kemudian diobok-obok agar KMP tak lagi melakukan perlawanan terutama terhadap pemerintahan saat ini," tambah EG.

Effendi juga yakin masyarakat tahu kondisi ini karena sikap Partai Golkar yang keras terhadap pemerintahan Jokowi-JK. Termasuk juga soal inisiatif hak interpelasi atas kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Sejauh ini para politisi Partai Golkar di DPR berada di barisan terdepan bersama partai-partai anggota KMP lainnya.

"Tidak perlu disebutkan siapa yang mengobok-obok Golkar, tapi dari pernyataan Menko Polhukam soal larangan izin Munas Partai Golkar 30 November di Bali itu bisa jadi gambaran nyata siapa di balik semua ini," jawabnya saat ditanya siapa yang sebenarnya mengobok-obok Golkar saat ini.(ss)

tag: #Effendi Gazali   #Pengamat   #UI  

Bagikan Berita ini :

Kemendagri RI
advertisement