Bagikan Berita ini :
Setya Novanto (Sumber foto : )
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Pengamat Politik UI Muhammad Budyatna mengapresiasi mundurnya Setya Novanto dari ketua DPR RI.
“Saya mengapresiasi langkah mundur Setya Novanto sebagai sikap yang gentleman terlepas dari berbagai tuduhan terhadap dirinya. Belum pernah ada di republik ini pejabat mau mundur dengan sukarela seperti Setya Novanto,” kata Budy dalam keterangannya kepada TeropongSenayan, Kamis (17/12/2015)
Ia juga mengharapkan agar Setya Novanto mau membongkar praktek-praktek kecurangan yang dilakukan para pejabat karena tentunya dia punya pengalaman dan pengetahuan terkait hal itu.
“Ini juga salah satu bukti bahwa elit politik yang juga pengusaha kerap memanfaatkan jabatannya untuk kepentingan usahanya. Jadi saya harap kasus setya novanto ini diteruskan dan jangan dihentikan untuk membongkar segala praktek bisnis dibalik kekuatan politik,” ujar Budi.
Budy pun menenggarai banyak pengusaha yang memanfaatkan posisinya sebagai pejabat untuk mencari keuntungan pribadi.
“Kalo mau fair para pejabat maupun elit yang seperti ini diwajibkan memilih utk mundur dari jabatannya atau mundur total sebagai pengusaha dan perusahaannya dilarang mengikuti proyek-proyek pemerintahan,” ujar Budy lagi.
Ia pun memberi contoh seperti wakil presiden, Jusuf Kalla dan Ketua Partai Nasdem, Surya Paloh. Ia menilai, keduanya harus memilih untuk mengabdi atau menjadi pengusaha murni.
“Tidak mungkin mereka tidak mencampurkan kekuasaannya dengan kepentingan bisnisnya. Kalau mau fair, mereka ini hrs memilih mau tetep jadi wapres yang tujuannya hanya untuk mengabdi pada rakyat sepenuhnya atau mau tetap jadi pengusaha. Mengabdi pada rakyat dan mencari untung sebagai tujuan usaha tidak mungkin dilakukan,” ujar Budy
Lebih lanjut ia menjelaskan, kalau mereka mau fair maka perusahaan-perusahaan mereka tidak boleh ikut segala proyek pemerintah. Karena mereka dan perusahaannya pasti diuntungkan n didahulukan kalo ikut proyek pemerintah.
“Aturan ini saya rasa harus segera diterapkan, agar kedepan tidak ada lagi para penguasa mencari rente. Kalo jaman orde baru masih lebih baik, penguasa atau pejabat berkolaborasi dengan pengusaha. Sekarang ini lebih parah karena penguasa dan pengusaha orangnya satu,” ujar Budi.
Ia juga meminta kesediaan para pejabat pemerintah yang merangkap pengusaha tetapi secara diam-diam memanfaatkan fasilitas negara karena kedudukannya untuk meniru Setya Novanto.
“Orang-orang seperti ini mestinya meniru Setya Novanto bersedia mengundurkan diri dan jangan tebal muka,” ujar budi. (Icl)
tag: #dpr #pencatut-nama-jokowiBagikan Berita ini :