TSBola

Banyak Pejabat Tersandung Skandal Korupsi, Ini Dia Poin-poin Reformasi FIFA

Oleh Diyah Kusumawardhani pada hari Sabtu, 05 Des 2015 - 11:05:00 WIB | 0 Komentar

Bagikan Berita ini :

68sepp-blatter-money.jpg

Sepp Blatter Dilempari Uang Palsu (Sumber foto : Istimewa)

ZURICH (TEROPONGSENAYAN) - Komite eksekutif FIFA dalam rapatnya di Swiss pekan ini telah memutuskan beberapa hal. Diantaranya adalah penyelesaian skandal korupsi yang banyak melibatkan pejabatnya. Sementara itu, exco juga menyepakati usulan komite reformasi untuk melakukan reorganisasi anggota FIFA.

Apa saja poin-poin penting keputusan FIFA untuk anggota federasi yang dipaparkan dalam laporan sebanyak 12 halaman? Berikut poin-poin tersebut:

Pertama, setiap asosiasi dan konfederasi anggota FIFA harus mematuhi prinsip-prinsip tata kelola yang baik. Dengan jaminan ketentuan berupa netralitas dalam hal politik dan agama; Larangan segala bentuk diskriminasi; Menghindari segala bentuk campur tangan politik; Memiliki badan peradilan Independen (yang terpisah dari kekuasaan organisasi); Menghormati hukum permainan, prinsip-prinsip loyalitas, integritas, sportivitas dan fair play;

Kemudian membuat definisi yang jelas tentang kompetensi badan pengambilan keputusan; Menghindari konflik kepentingan; Menghormati untuk prinsip-prinsip demokrasi perwakilan; dan penyediaan audit independen tahunan terhadap laporan keuangan.

Kedua, Komite Reformasi ingin mengembalikan bentuk dan meningkatkan tata kelola sepak bola dari atas ke bawah, dengan memastikan reformasi tidak hanya di tubuh FIFA, tetapi setiap asosiasi anggota FIFA, dan setiap Konfederasi, juga memiliki prinsip-prinsip pemerintahan yang baik.

Ketiga, Komite Reformasi secara tegas percaya, selain mengusulkan reformasi struktural, elemen kunci dalam proses reformasi secara keseluruhan terdapat pada tingkat yang lebih luas dari "partisipasi" FIFA di semua tingkatan. Partisipasi yang lebih luas mempromosikan demokrasi dan transparansi dan juga akan membantu FIFA untuk memodernisasi dirinya sendiri dan untuk menghadapi tantangan masa depan.

Keempat, asosiasi anggota harus lebih terlibat dengan FIFA. Oleh karenanya, FIFA harus mengatur, setidaknya setiap tahun, konferensi yang melibatkan semua anggota asosiasi untuk menyampaikan nilai-nilai dan misi FIFA, serta memperdebatkan isu-isu strategis bagi dunia sepak bola seperti pengembangan sepakbola, integritas, sosial tanggung jawab, tata kelola, hak asasi manusia, rasisme, pengaturan pertandingan, kesetaraan gender, perlindungan atlet, pemain sepak bola dini, serta keamanan. (mnx/Tmp)

tag: #fifa   #korupsi-fifa  

Bagikan Berita ini :

Kemendagri RI
advertisement