Jakarta

Cerita Kasi Tibmas Satpol PP Sulitnya Tertibkan PSK di Jaktim

Oleh Alfian Risfil Auton pada hari Jumat, 11 Sep 2015 - 23:58:13 WIB | 0 Komentar

Bagikan Berita ini :

93psk.jpg

Ilustrasi (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Upaya untuk menghilangkan prostitusi di wilayah DKI Jakarta diyakini tak akan berjalan mudah, mengingat ada banyak problem yang memang mengharuskan pekerja seks komersial (PSK) bertahan dengan profesi mereka.

Pemerintah DKI tentu tak bisa begitu saja memberangus mereka tanpa membekali dengan solusi yang bisa menjawab problem yang melingkupi. Salah satunya adalah masalah ekonomi yang membelenggu.

Setidaknya hal itu juga diakui oleh Kepala Seksi Ketertiban Masyarakat (Kasi Tibmas) Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Jakarta Timur, Khairil Anwar.

Ia mengaku selama ini pihaknya sudah sering melakukan penertiban tempat-tempat prostitusi di Jakarta. Namun, dalam hitungan hari mereka hampir pasti kembali lagi ke tempat biasa mangkal.

Pasalnya, problem yang dihadapi para PSK erat kaitannya dengan masalah dapur mereka agar tak berhenti yang mengepul.

Karenanya, menertibkan pelacuran di Jakaarta termasuk (mungkin) ditempat lain tak pernah semudah membalikkan telapak tangan.

"Mungkin karena WRS (Wanita Rawan Sosial) itu susah dapat kerja. Akhirnya terpaksa melakukan pekerjaan (pelacuran) itu untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari," ujar Khairil Anwar kepada TeropongSenayan di kantor Satpol PP Jakarta Timur, Jumat (11/9/2015).

Bahkan, kata Khairil, saat melakukan sidak, para PSK justru banyak yang melakukan perlawanan dan cenderung lari menghindari operasi penertiban.

"Jadi mereka ini begitu anggota kami menyergap mereka berlari lewat rel kereta dan kabur. Padahal kami (Satpol PP Jaktim) sudah rutin melakukan operasi minimal sebulan, belum lagi ada operasi tambahan yang dilakukan Satpol PP Kecamatan," ungkapnya.

Oleh karena itu, lanjut Khairil, selain ditertibkan perlu juga ada pelatihan keterampilan atau wirausaha sekaligus dilakukan monitoring agar perekonomian para WRS bisa lebih baik dari yang mereka tekuni saat ini.‎

“Mungkin kalau diadakan penambahan pelatihan kewirausahaan dan pemantauan bagi para WRS yang ada di Panti Sosial yang ada di Kecamatan Cipayung mereka bisa keluar dari dunia porstitusi dan memulai kehidupan baru secara mandiri,” katanya.(yn)

tag: #pekerja seks   #prostitusi dki   #satpol pp  

Bagikan Berita ini :

Kemendagri RI
advertisement