Berita

Kasus Tolikara, Demokrasi di Indonesia Rapuh

Oleh Bara Ilyasa pada hari Minggu, 19 Jul 2015 - 13:55:05 WIB | 0 Komentar

Bagikan Berita ini :

17Itet-Tridjajati-Sumarijanto.jpg

Itet Tridjajati Sumarijanto (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Aksi pembakaran Mushola di Tolikara, Papua pada Sholat Idul Fitri Jum'at (17/7) yang dilakukan oleh sekelompok tertentu membuktikan bahwa demokrasi yang sedang dijalani oleh Indonesia masih rapuh.

Hal itu diungkapkan oleh Anggota Komisi VIII DPR RI Itet Tridjajati Sumarijanto. Menurutnya, dalam membangun demokrasi harus dipahami oleh segenap lapisan masyarakat terutama oleh para pemangku kepentingan.

"Artinya perlu ada kebijakan kebebasan beragama titik. Bukan kebijakan kerukunan beragama yang diembel embeli dengan persyaratan tertentu. Kebebasan beragama dengan syarat-syarat tertentu akan menumbuhkan api dalam sekam. Ketidakberdayaan yang dipendam akan mudah tersulut," ujar Itet saat dihubungi TeropongSenayan, Minggu (19/7/2015).

Politisi PDI-Perjuangan itu juga meminta kepada aparat hukum untuk menindak tegas pelaku pembakaran mushola. Ia berharap agar aparat hukum tidak takut karena soal masalah agama.

"Siapapun melakukan kekerasan, mencederai orang dan atau kelompok lain harus dihukum. Jangan ada pembiaran hanya karena alasan takut atau karena unsur keagamaan," tegasnya.

Seperti diektahui Mushola di Kabupaten Tolikara dibakar umat Nasrani menjelang shalat Ied, sekitar pukul 07 00 WIT, Jumat (17/7). Kejadian bermula saat umat Islam Karubaga Kabupaten Tolikara hendak menjalankan shalat Idul Fitri.

Namun tiba-tiba, sekelompok massa dari luar berteriak-teriak. Umat muslim yang hendak shalat sontak kaget dan langsung melarikan diri ke Koramil dan Pos 756/WMS untuk meminta perlindungan. Sepeninggalan umat muslim itu, Mushola tersebut dibakar. Umat Kristiani mengklaim mereka merasa terganggu dengan speaker masjid umat Muslim yang akan melakukan shalat ied. Mereka terganggu oleh speaker yang dipasang di tengah lapangan.

Kepolisian Papua melaporkan, selain mushalla, enam rumah dan 11 kios dilaporkan ikut terbakar. Kepolisian setempat sudah mengamankan kondisi dan terus menyelidiki latar belakang persoalan. Selain itu, kepolisian juga menghimbau masyarakat Tolikara dan sekitaranya untuk menahan diri dan tidak terprovokasi dengan isu yang beredar.(yn)

tag: #masjid dibakar   #papua   #tolikara  

Bagikan Berita ini :

Kemendagri RI
advertisement