Berita

Kasus "Kudatuli" Tak Dibahas di Fit and Propert Test Calon KaBIN

Oleh Sahlan Ake pada hari Selasa, 30 Jun 2015 - 17:36:58 WIB | 0 Komentar

Bagikan Berita ini :

1HanafiRais2.jpg

Hanafi Rais (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Wakil Ketua komisi I DPR Hanafi Rais menggungkapkan, rangkaian fit or proper test calon Kepala Badan Intelijen Negara (KaBIN) Letjend (Purn) Sutiyoso yang dilakukan di Komisi I DPR berjalan dengan penuh semangat. Namun ia mengaku bahwa peristiwa berdarah kerusuhan 27 Juli (Kudatuli) dimana Sutiyoso disebut-sebut memiliki keterkaitan bahkan keterlibatan tidak dibahas.

"Tidak, karena memang pertanyaan itu sudah dianggap selesai secara hukum pada tahun 2003 yang lalu," kata Hanafi di kompleks Parlemen, Senayan, Selasa (30/6/2015).

Jadi, kata Hanafi, suasana saat fit and proper test tidak melihat masa lalu terus menerus.

"Tadi di Komisi I ingin melihat semangat untuk masa depan dari pada masa lalu," ungkapnya.

Disamping itu politisi PAN ini mengutarakan telah membahas persiapan calon kepala BIN dalam infrastruktur IT.

"Supaya tidak ada penyadapan kepala negara dari kuar negeri harus ada infrastruktur IT yang bagus karena itu anggaran juga harus di perhatikan, sehingga ada semacam konsensus anggaran yang juga harus di perhatikan," tandasnya.

Diketahui, peristiwa 27 Juli 1996, disebut sebagai Peristiwa Kudatuli atau Peristiwa Sabtu Kelabu adalah peristiwa pengambilalihan secara paksa kantor DPP Partai Demokrasi Indonesia (PDI) di Jalan Diponegoro 58 Jakarta Pusat yang saat itu dikuasai pendukung Megawati Soekarnoputri.

Hingga akhirnya, puluhan pendukung Megawati tewas terbunuh usai penyerbuan yang dilakukan oleh massa pendukung Soerjadi (Ketua Umum versi Kongres PDI di Medan).

Peristiwa ini meluas menjadi kerusuhan di beberapa wilayah di Jakarta, khususnya di kawasan Jalan Diponegoro, Salemba, dan Kramat. Beberapa kendaraan dan gedung pun ikut dibakar.(yn)

tag: #kasus kudatuli   #sutiyoso   #pdip  

Bagikan Berita ini :

Kemendagri RI
advertisement