Bagikan Berita ini :
Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung (Sumber foto : Ist)
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Pemerintah tetap melanjutkan pembangunan kereta api cepat Jakarta-Jakarta-Bandung. Apa alasannya sehingga pemerintah melanjutkan proyek yang menurut pakar Indef, Faisal Basri proyek ini tidak pernah akan menguntungkan?
Coba kita lihat penjelasan Erick Thohir menteri BUMN. Erick Thohir menyatakan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) harus dirampungkan, meski terjadi pembengkakan biaya.
Erick Thohir berdalih proyek tersebut tetap layak dilaksanakan karena memang dibutuhkan dalam jangka panjang. Proyek ini berguna untuk 40 tahun kedepan.
"Kita enggak akan merasakan sampai kita meninggal, mungkin yang menikmati anak dan cucu kita," kata Erick Thohir dalam program Kick Andy yang tayang di Metro TV, Minggu (14/11).
Sebagai contoh Korea Selatan menghabiskan separuh APBN untuk membangun infrastruktur tahun 1960. Padahal saat itu negara tersebut masih miskin usai dilanda perang.
Infrastruktur menjadi salah satu faktor yang membuat Korsel kini jadi negara maju.
Erick bikang proyek ini sudah hampir rampung. "Ini waktu saya masuk (jadi Menteri BUMN), proyek KCJB sudah 60 persen lebih. Masak harus berhenti? Ya berarti kalau kita berhenti, uangnya sudah terbakar, semuanya jadi besi tua," ujar Erick Thohir.
Konsekuensinya, pemerintah harus melanjutkan proyek. Pemerintah harus mengguyurkan dana APBN. Padahal sebelumnya, dalam Perpres No. 107 Tahun 2015, selain tak ada dukungan dana APBN, pemerintah juga menolak memberi jaminan pembiayaan.
Pada awalnya, proyek ini diperhitungkan membutuhkan biaya Rp86,5 triliun. Kini biaya mega proyek itu menjadi Rp114,24 triliun, alias membengkak Rp27,74 triliun.
Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengatakan bahwa uang senilai Rp27,7 triliun tersebut bisa digunakan untuk menambah bantuan subsidi upah bagi 27,7 juta orang dengan masing-masing mendapatkan Rp1 juta.
tag: #kereta-cepatBagikan Berita ini :