Berita

Pinsar Minta Pemerintah Lindungi Peternak Mandiri

Oleh Sahlan Ake pada hari Selasa, 12 Jan 2021 - 18:10:13 WIB | 0 Komentar

Bagikan Berita ini :

tscom_news_photo_1610449813.jpg

Singgih Januratmoko (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Dewan Pimpinan Pusat Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (DPP Pinsar), meminta Kementerian Pertanian melanjutkan kebijakan perunggasan yang ada saat ini, karena sangat efektif memperbaiki supply dan demand sekaligus mengurangi kerugian peternak.

“Sepanjang 2020 sampai tri semester 3 seluruh peternak ayam mengalami pukulan akibat Covid-19. Selain itu tidak seimbangnya supply dan demand, membuat peternak ayam merugi,” ujar Ketua Umum DPP Pinsar Singgih Januratmoko.

Singgih menyampaikan hal tersebut saat rapat kerja DPP Pinsar pada Selasa (12/1) di Jakarta. Menurutnya, sepanjang dua tahun terakhir peternak ayam broiler (pedaging) mengalami kerugian besar. Sementara peternak ayam layer atau petelur masih menikmati keuntungan. 

Rapat kerja yang diikuti oleh para pengurus harian DPP Pinsar tersebut, juga membahas musayawarah nasional (Munas) Pinsar pada 2021 yang rencananya dihelat di Bandung. Singgih mengatakan, kebijakan pemerintah membatasi supply berimbas positif terhadap harga ayam potong di pasar. Harga bisa di atas harga referensi dari Kementerian Perdagangan antara Rp19.000 hingga Rp21.000.

“Sebelum adanya kebijakan pembatasan, harga pasar ayam hidup di bawah Harga Pokok Penjualan (HPP) yang hanya Rp5.000 sampai dengan Rp15.000. Banyak peternak yang mengambil kredit usaha mengalami kemacetan,” imbuh Singgih yang juga anggota Komisi VI DPR RI. 

Menurutnya, modal peternak ayam potong tergerus, sehingga para peternak rakyat harus menutup kandang-kandang mereka.

Namun, sepanjang kuartal ke-4 pemerintah juga menyelamatkan para peternak dengan mengatur keseimbangan suplay dan demand. Selain itu pemerintah mengadakan program membeli telur dan daging ayam dari peternak untuk paket bantuan sosial.

“Selain itu, kampanye pemerintah agar masyarakat mengkonsumsi minimal dua biji telur ayam dan daging ayam untuk meningkatkan imunitas, cukup membantu peternak ayam,” ujarnya. 

Singgih juga memprediksi data pemasukan  pembibitan ayam indukan  layer/Grand Parent Stock (GPS) masih aman hingga 2022. Ketersediaan GPS, menurutnya membuat populasi ayam layer terjaga. 

“Harga telur bisa stabil di atas HPP, kendalanya hanya pada mahalnya biaya transportasi, kelanggakaan anak ayam atau Day Old Chicken (DOC), bisa mempengaruhi  HPP telur, sehingga bisa membuat harga telur naik di atas harga referensi Permendag," ujarnya. 

Sedangkan untuk broiler dari data GPS broiler masih perlu ada pengurangan suplai, supaya terjadi keseimbangan suplay dan demand DOC sampai dengan bulan Juni 2021.

"Sehingga harga ayam di atas harga referensi," Imbuhnya. 

Program Kerja Pinsar Mendatang
Dalam beberapa tahun ke depan, DPP Pinsar bakal lebih meningkatkan komunikasi dan sinergi dengan pemerintah, untuk melindungi peternak mandiri. Alasan Singgih, peternak mandiri umumnya modalnya pas-pasan dan tentu kalah bersaing dengan konglomerasi perusahaan peternakan ayam, yang menguasai hulu hingga ke hilir.

“Sinergi dan meningkatkan komunikasi dengan pemerintah terbukti, mampu membuat supply dan demand terjaga ketika pemerintah turun tangan,” pungkasnya. 

Untuk itu, ia juga akan memberdayakan Pinsar di setiap provinsi, agar bisa bersinergi dengan pemerintah. Salah satunya, menyukseskan program pemerintah provinsi dalam mencukupi kebutuhan protein masyarakat.

“Apalagi dalam kondisi pandemi, meningkatkan imunitas dengan mengkonsumsi protein daging, sayur, dan buah sangat penting,” imbuhnya. 

Pinsar juga akan mendirikan koperasi, yang mampu meningkatkan kesejahteraan anggota Pinsar. Koperasi tersebut tak menutup kemungkinan menjadi lini usaha Pinsar, untuk membantu pemerintah dalam menyediakan protein hewani yang terjangkau oleh masyarakat.

tag: #singgih-januratmoko   #pinsar  

Bagikan Berita ini :

Kemendagri RI
advertisement