Berita

DPR Dorong LKPP untuk Memperluas Ruang bagi UMKM

Oleh Givary Apriman pada hari Rabu, 01 Jul 2020 - 06:21:36 WIB | 0 Komentar

Bagikan Berita ini :

tscom_news_photo_1593538295.jpg

Puteri Komarudin (Sumber foto : Narasumber)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Akibat perlambatan kinerja ekonomi, Bank Indonesia (BI) mencatat 72 persen pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mengalami penurunan penjualan dan penyaluran modal. 

Anggota Komisi XI DPR RI Puteri Anetta Komarudin menilai bahwa pemerintah juga harus menjaga sisi permintaan atas produk UMKM, yaitu dengan memanfaatkan komponen belanja pemerintah. 

“Pengadaan barang dan jasa selain untuk meningkatkan pelayanan publik, juga perlu diarahkan untuk memberikan nilai manfaat (value for money) terutama bagi pelaku UMKM," ungkap Puteri melalui keteranganya, Selasa (30/06/2020).

Puteri menuturkan di tengah pelemahan daya beli akibat pandemi, belanja pemerintah sangat diperlukan untuk mendorong 
permintaan akan produk UMKM. 

"Meskipun harganya mungkin sedikit lebih mahal, tetapi setidaknya dapat menggerakkan produk lokal,” tuturnya.

Sebagai informasi, pada Jumat (26/6) kemarin, LKPP telah meluncurkan Pencanangan Gerakan Nasional Belanja Pengadaan Pemerintah untuk UMKM. 

Nantinya, gerakan tersebut akan diikuti 
dengan penerbitan Aplikasi Belanja Langsung (Abela) untuk meningkatkan peran serta UMKM dalam pengadaan barang dan jasa di kementerian/lembaga serta pemerintah daerah. Fungsi aplikasi ini juga turut mendorong terciptanya transparansi atas semua pengadaan langsung.

Namun, Puteri menilai saat ini masih banyak pelaku UMKM yang belum mendapatkan akses layanan digital akibat mengalami kendala untuk mendaftarkan usahanya pada sistem pengadaan barang dan jasa, seperti e-katalog. 

Hal tersebut sejalan dengan keterangan Kepala LKPP Roni Dwi Susanto yang menjelaskan bahwa hanya pelaku UMKM yang sesuai dengan kebutuhan belanja 
pemerintah yang dapat mengikuti proses pengadaan sesuai persyaratan, kualitas, dan standar yang ditentukan.

Data LKPP, menunjukkan potensi belanja pemerintah yang dapat dimaksimalkan oleh 
pelaku UMKM bernilai sekitar Rp318 triliun dari total belanja pengadaan senilai Rp727,7 triliun.

“Aplikasi digital seperti Abela dan e-katalog tentu mendukung UMKM dalam penetrasi ke ekosistem digital," katanya.

Politisi Partai Golkar ini menekankan upaya pembinaan dan pelatihan yang sinergis antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah perlu terus dilakukan untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas produk 
UMKM. 

"Selain itu, LKPP harus mendorong instansi pemerintah agar mensosialisasikan kepada 
pelaku UMKM mengenai proses pengadaan barang dan pemerintah,” imbuhnya.

Wakil Sekretaris Fraksi Partai Golkar ini mendukung keberlanjutan bauran kebijakan fiskal, termasuk belanja pemerintah atas pengadaan barang dan jasa, dengan kebijakan moneter dan perbankan mengakselerasi pemulihan ekonomi di tengah upaya pengendalian sektor kesehatan.

“Skema relaksasi kredit maupun tambahan kredit modal kerja yang diberikan perbankan, dapat diintegrasikan dengan pelaku UMKM yang juga terlibat dalam pengadaan belanja barang dan modal pemerintah," tandasnya.

Dengan tumbuhnya permintaan disertai berjalannya stimulus fiskal, diharapkan dapat mempercepat pemulihan ekonomi sektor riil. 

"Oleh karena itu, optimalisasi serapan belanja pemerintah perlu segara dilaksanakan agar dapat menyokong pemulihan ekonomi sektor riil,” tutup Puteri.

tag: #dpr   #umkm   #bank-indonesia   #partai-golkar   #puteri-komarudin  

Bagikan Berita ini :

Kemendagri RI
advertisement