Bisnis

Jokowi Tidak Keberatan Warga Berbelanja, Faktanya Pasar Jadi Klaster Penularan Corona

Oleh Rihad pada hari Wednesday, 20 Mei 2020 - 08:31:00 WIB | 0 Komentar

Bagikan Berita ini :

tscom_news_photo_1589934076.jpg

Ilustrasi keramaian pasar (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Menjelang Idul Fitri masyarakat mulai memadati pasar dan mall yang masih buka. Mereka mulai mengabaikan bahaya virus Corona. Padahal berkerumun di toko pakaian sangat berbahaya.  

Di sisi lain, Presiden Jokowi malah  tidak keberatan masyarakat pergi ke pasar. "Saya melihat pasar-pasar tradisional saat ini mulai ramai karena banyak masyarakat yang belanja dalam rangka persiapan Hari Raya," kata Jokowi dalam rapat kabinet terbatas lewat video conference, Selasa (19/5/2020).

Jokowi tampak tidak  mempermasalahkan keramaian di pasar tersebut selama diterapkan prosedur yang ketat untuk pencegahan Covid-19. "Saya ingin ini dipastikan ada pengaturan jarak yang baik, pakai masker, petugas di lapangan betul-betul bertugas untuk mengingatkan mengenai protokol kesehatan secara terus-menerus," kata Jokowi.

Jokowi minta  masyarakat  disiplin untuk mencuci tangan, menjaga jarak yang aman, memakai masker, dan menghindari kerumunan dan keramaian atau konsentrasi massa.

Tapi ahli epidemiologi Universitas Padjadjaran (Unpad) Panji Fortuna Hadisoemarto menyatakan  penyebaran virus di pusat niaga seperti toko baju sangat mudah terjadi karena droplet dari pembawa virus (carrier) bisa menempel di permukaan benda-benda yang biasa disentuh pengunjung.

Ia menjelaskan, jika permukaan benda yang terkena droplet ini disentuh, maka virus dapat berpindah dan menginfeksi orang yang menyentuhnya.

“Potensi penyebaran (di pusat niaga) tinggi. Bayangkan masyarakat menganggap situasi saat ini normal dengan berdesakan di toko baju, toko emas, tanpa mempertimbangkan protokol kesehatan, ini sangat meningkatkan risiko penularan,” ujar Panji.

Pasar dan Penyebaran Virus

Banyak fakta menunjukan pasar menjadi klaster penularan virus Corona. Seperti yang terjadi di Bogor. Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Bogor menyatakan Pasar Kebonkembang atau Pasar Anyar, Bogor sebagai cluster baru penularan virus corona. Hal itu dinyatakan setelah hasil rapid test seorang pengunjung pasar itu reaktif.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, Sri Nowo Retno, mengatakan   analisis dirinya menyebut pasar sebagai paling tinggi sebagai tempat penyebaran Covid-19, sebab SOP kesehatan dan pembatasan atau pencegahan yang dilakukan di pasar  tidak mudah dijalankan.“Buktinya ini, setelah kami adakan rapid dan sampel baru masuk 60 dari 200, sudah keluar hasil 1 reaktif,” kata Retno.

Dengan temuan ini, Retno segera membuat rekomendasi kepada Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bogor serta tim gugus tugas penanganan Covid untuk membuat pembatasan ekstra di pasar. Sehingga pencegahan dan pemutusan penularan Covid-19 bisa segera diminimalisir.

Retno justru meminta kepada warga masyarakat untuk tidak bepergian dahulu, khususnya ke pasar. Retno menyebut sejauh ini penurunan kasus Covid, belum bisa menjadikan suatu jaminan masyarakat bisa bebas berkeliaran.

Sementara itu, beberapa daerah bersikap tegas kepada pedagang yang tidak mengindahkan peraturan.

Seperti di Bekasi, Kapolres Metro Bekasi Kombes Pol Hendra Gunawan menyatakan telah  memberikan teguran, dan  melakukan penutupan pusat perbelanjaan SGC dan Ananda  sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Hal ini karena pihak pengelola  tidak mengindahkan ketentuan pembatasan sosial.

Saat ini Pemerintah Kota Bekasi resmi memperpanjang pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tahap tiga hingga 26 Mei 2020. Kebijakan PSBB tahap tiga ini aturannya akan semakin diperketat.

tag: #corona   #psbb   #pd-pasar-jaya  

Bagikan Berita ini :

Kemendagri RI
advertisement