Berita

Mengapa Angka Kematian Virus Corona Meledak di Spanyol?

Oleh Rihad pada hari Sabtu, 28 Mar 2020 - 10:02:43 WIB | 0 Komentar

Bagikan Berita ini :

tscom_news_photo_1585364563.jpg

Bangsal pasien di Spanyol (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Jumlah kematian akibat virus Corona di Spanyol sangat mengagetkan. Semula Italia menjadi negara di luar Cina yang paling parah terkena wabah Corona. Tapi perlahan jumlah korban di Spanyol terus meningkat dan kini menjadi yang terbesar di Eropa. Sebagai perbandingan, China secara resmi melaporkan 3,292 kematian pada 27/3/2020,  dengan di Spanyol jumlah kematian 5.138 orang.

Kasus-kasus baru infeksi yang berhubungan dengan corona memang menurun, dari jumlah yang tercatat pada hari Kamis 8.578 menjadi 7.871 pada hari Jumat.

Namun kedua angka itu jauh lebih buruk dari seminggu yang lalu, ketika kasus-kasus baru mencapai 2.833.

Apa yang sebenarnya terjadi sehingga jumlah korban di sana sangat tinggi?

Para ahli memperkirakan bahwa faktor usia rata-rata penduduk Spanyol yang sudah tua menjadi faktor utama banyaknya korban virus Corona. Hal ini juga terjadi di Italia dimana para pengidap Corona rata-rata sudah berumur.

Spanyol sendiri sudah menyatakan status siaga sejak 14 Maret 2020. Semula pemerintah Spanyol optimis para tenaga medis di negeri itu akan bisa mengatasi masalah ini. Tapi apa yang terjadi sungguh mengagetkan

Fakta mengerikan lainnya adalah bahwa dibandingkan dengan Italia, di mana delapan persen pekerja kesehatan terkena dampaknya, di Spanyol pada hari Jumat penghitungannya mencapai 16,5 persen.

Media di Spanyol menggambarkan pelayanan kesehatan di negara itu ternyata tidak siap menghadapi wabah Corona. Pelayanan kesehatan tidak merata untuk setiap wilayah di negeri Matador tersebut.

Akademisi di Spanyol mengkonfirmasi masalah tersebut sebagai salah satu alasan yang mungkin, mengapa jumlah korban begitu banyak. Tetapi ada beberapa faktor lainnya yang berpengaruh juga.

"Baru-baru ini pada hari Rabu, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Eropa menunjukkan bahwa dampak COVID-19 tergantung pada tingkat persiapan suatu negara dan kemampuannya untuk menerapkan tindakan pencegahan cepat," kata Silvia Carlos Chilleron, seorang profesor di departemen Kesehatan Masyarakat dan Pengobatan Pencegahan di Universitas Navarra, dikutip dari Al Jazeera.

"Jika peningkatan kasus cepat, seperti yang terjadi di Spanyol, dan sumber daya manusia dan material untuk melawannya tidak dijamin, maka dampaknya lebih serius. Itu mungkin menyebabkan lebih banyak kematian di antara sektor yang paling rentan masyarakat, terutama ketika para profesional medis di antara mereka yang terkena dampak, " ujarnya.

Pada hari Rabu, Konfederasi Serikat Tenaga Medis Spanyol (CESM) mengajukan gugatan ke Mahkamah Agung negara itu, meminta kementerian kesehatan untuk menyediakan peralatan pelindung yang cukup sesegera mungkin.

CESM menuduh kementerian sejauh ini gagal memberikan perlindungan memadai bagi petugas kesehatan profesional untuk melakukan pekerjaan mereka. "Ada kekurangan bahan sanitasi di rumah sakit untuk krisis semacam ini, yang melipatgandakan kemungkinan staf kesehatan mendapatkan infeksi menular, dan itu akan menjadi faktor yang sangat besar,"  kata dokter yang tidak disebutkan namanya

Faktor lainnya adalah persepsi masyarakat terhadap virus Corona yang  menganggapnya ringan. Jose Hernandez, seorang peneliti dan asisten profesor sosiologi di Universitas Cordoba, menyatakan bahwa masyarakat semula tidak menyadari akan bahaya virus ini.

"Hingga relatif baru-baru ini, tidak ada informasi yang cukup tentang apa itu virus corona", katanya.

Distribusi populasi Spanyol mungkin juga berpengaruh, kata Alberto Mataran, seorang profesor Ilmu Lingkungan di Universitas Granada.

"Ada kepadatan besar orang di kota-kota seperti Madrid atau di pantai Mediterania pada khususnya, dan banyak blok apartemen di pinggiran kota yang terpencil," katanya.

Warga Spanyol yang selalu ramah juga ikut mempengaruhi penyebaran virus. "Perilaku sosial yang penuh kasih sayang dibandingkan dengan beberapa negara - kita selalu berjabat tangan, atau berpelukan, saling mencium, ketika kita bertemu, misalnya - dan peluang untuk penularan semakin meningkat, terlalu."

"Juga, Spanyol memiliki populasi lansia yang besar, yang sangat rentan, dan rumah pensiun umumnya tidak memiliki sumber daya medis yang besar," katanya.

tag: #corona   #spanyol  

Bagikan Berita ini :

Kemendagri RI
advertisement